MSG, Menu, dan Modernisasi: Identitas Masakan Cina Amerika yang Berkembang
Masakan Amerika-Cina telah lama dikaitkan dengan MSG dalam jumlah yang relatif tinggi—penambah rasa yang memicu antusiasme dan kontroversi. Dari awal 2000-an hingga 2010-an dan hingga tahun 2020-an, perubahan kekuatan pasar dan preferensi pelanggan yang berkembang membuat banyak restoran memperkenalkan menu “Bebas MSG” atau “Tanpa MSG” atau menghapus aditif berdasarkan permintaan. Namun sekitar tahun 2020, diskusi mulai muncul yang menunjukkan bahwa reputasi negatif MSG perlahan-lahan dipertimbangkan kembali—sebuah pergeseran yang tampaknya telah berlangsung setidaknya selama satu dekade.
Contoh utama bagaimana hidangan Amerika-Cina berbeda dari hidangan tradisional mereka adalah nasi goreng telur. Dalam versi Amerika, kecap ekstra digunakan untuk meningkatkan rasa, berbeda dengan penggunaan yang jauh lebih ringan khas nasi goreng telur tradisional Cina. Demikian pula, hidangan seperti dim sum telah diadaptasi untuk selera Amerika dengan menggabungkan teknik seperti menambahkan adonan ke makanan yang digoreng dan menggunakan kecap ekstra, yang semakin menyoroti evolusi kuliner ini.
Terlepas dari inovasi ini, masakan tradisional Cina dan Amerika-Cina memiliki banyak metode persiapan dasar. Teknik seperti menggoreng, menggoreng, dan menggoreng—sering dilakukan dalam wajan tepercaya—tetap menjadi inti dari kedua gaya tersebut, menggarisbawahi akar kuliner mereka yang sama.
Koki selebriti Ming Tsai, mantan pemilik Blue Ginger di Wellesley, Massachusetts dan pembawa acara PBS Simply Ming, telah mengomentari karakter unik restoran Amerika-Cina. Dia mengamati bahwa tempat-tempat ini sering menyajikan beragam hidangan yang diambil dari tiga hingga lima wilayah Cina yang berbeda. Menu biasanya mencakup makanan seperti chop suey, berbagai hidangan asam manis, dan versi chow mein atau nasi goreng yang diadaptasi. Tsai merangkum gaya dengan menggambarkan masakan Amerika-Cina sebagai bentuk modifikasi dari masakan tradisional Tiongkok—disesuaikan untuk menarik pengunjung Amerika dengan menjadi lebih hambar, lebih kental, dan lebih manis.
Selain itu, sebagian besar restoran Amerika-Cina terutama melayani pelanggan non-Cina. Menu mereka biasanya dicetak dalam bahasa Inggris dan sering menyajikan gambar deskriptif untuk mengungkap misteri hidangan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan bahan atau teknik Cina. Dalam beberapa kasus, menu https://catfish-cove.com/ alternatif dalam bahasa Cina juga tersedia—menampilkan hidangan tradisional seperti hati, kaki ayam, atau jeroan yang mungkin tampak terlalu tidak konvensional untuk selera arus utama. Di tempat-tempat seperti Chinatown Manhattan, restoran tertentu bahkan menawarkan menu “hantu”, menampilkan barang-barang yang disukai oleh pengunjung etnis Tionghoa namun biasanya dihilangkan dari menu standar yang dimaksudkan untuk khalayak yang lebih luas.
Evolusi dinamis ini mengundang eksplorasi lebih lanjut. Misalnya, kita mungkin menyelidiki bagaimana pergeseran persepsi MSG mencerminkan perubahan yang lebih luas dalam budaya makanan, atau memeriksa bagaimana adaptasi dalam masakan Amerika-Cina dibandingkan dengan transformasi kuliner dalam tradisi makanan imigran lainnya. Aspek apa dari evolusi ini yang paling membuat Anda penasaran?
Leave a Reply